adalah taman nasional yang terletak di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Rawa Aopa Watumohai ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1989, dan memiliki wilayah seluas 1.050 km². Ketinggian taman ini bervariasi dari di atas permukaan laut hingga ketinggian 981 m. Rawa Aopa merupakan rawa terluas se-asia tenggara.
Taman ini memiliki beragam vegetasi, seperti hutan mangrove. Di taman nasional ini juga terdapat babirusa, anoa dan 155 spesies burung, 37 diantaranya endemik. Selain itu, di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdapat 323 spesies tanaman.
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terletak di antara 4022‘—4039‘ LS dan 12104‘
BT dengan luas wilayah sekitar 105.194 ha. Secara administratif, taman
nasional ini masuk ke dalam wilayah di beberapa kabupaten dan satu
kota, antara lain di Kota Kendari, seluas 46.764 ha (Kecamatan Lambuya
dan Tinanggea), di Kabupaten Kolaka seluas 12.825 ha (Kecamatan Ladoni
dan Tirawuta), dan di Kabupaten Buton seluas 46.605 ha (Kecamatan
Rumbia).
Taman
Nasional Rawa Aopa Watumohai ditetapkan sebagai taman nasional
kelompok hutan berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 756/Kpts-11/90 pada
tanggal 17 Desember 1990. Sebelum ditetapkan sebagai taman nasional,
Rawa Aopa Watumohai terdiri dari beberapa kelompok hutan, di antaranya
Taman Buru Gunung Watumohai seluas 50.000 ha (SK Menteri Pertanian No.
648/Kpts/Um/10/1976 tanggal 15 Oktober 1976),
dan Suaka Margasatwa Rawa Aopa seluas 55.560 ha (SK Menteri Kehutanan
No. 138/Kpts-11/1985 tanggal 11 Juni 1985). Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai terdiri dari tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah,
hutan bakau, hutan pantai, savana dan hutan rawa air tawar.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Universitas Leeds dan Symbiose Birdwatchers Klub dari Universitas Indonesia selama September dan Oktober 1995 menemukan 155 jenis burung, 32 di antaranya burung langka dan 37 endemi.
B. Keistimewaan
Tumbuhan
yang terdapat di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai tercatat sekitar
89 famili, 257 genus, dan 232 spesies, yang terbagi menurut tipe hutan
tempat tumbuhan berkembang. Pada hutan dengan tipe vegetasi mangrove
misalnya, dihuni oleh beraneka tumbuhan, di antaranya tongke (bruguiera gimnorhiza), peropa (sonneratia spp.), lara teki (rhizophohara apiculata), nipah (nypa fruticans), dan lain-lain. Sementara, pada hutan dengan tipe vegetasi savana didominasi oleh aneka tumbuhan dari alang-alang (imperata cylindrical), totele (cyperus rotundus), tio-tio (fymbristilis ferrugenea), kuralangga (axonpus compressus), serta gelagah (saccharum spp.).
Sedangkan pada tipe vegetasi hutan hujan tropika pegunungan rendah,
tumbuhan yang hidup dan berkembang memiliki komposisi yang sangat
beragam, seperti aneka jenis rotan, liana, dan jenis tumbuhan bawah
lainnya. Sebagian besar dari tipe vegetasi ini rencananya akan
dimasukkan ke dalam zona inti taman, dan sisanya dimasukkan ke dalam
zona rimba (wilderness zone) dan zona rehabilitasi.
Di
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai juga terdapat habitat berbagai
jenis burung. Tercatat ada sekitar 155 jenis burung yang hidup di taman
ini, 32 jenis di antaranya termasuk burung yang langka dan sekitar 37
lainnya termasuk jenis endemik. Jenis burung-burung tersebut, antara
lain maleo (macrocephalon maleo), bangau tong-tong (leptotilos javanicus), bangau sandang lawe (ciconia episcopus episcopus), raja udang kalung putih (halcyon chloris chloris), kakatua putih besar (cacatua galerita triton), elang-alap dada-merah (accipeter rhodogaster rodhogaster), merpati hitam sulawesi (turacoena mandensis), dan punai emas (coloena nicobarica). Ada satu jenis burung endemik yang menjadi ciri khas di Sulawesi Tenggara, yaitu kacamata sulawesi (zosterops consobrinorum)
yang sebelumnya tidak pernah terlihat dalam kurun waktu puluhan tahun,
tetapi saat ini dapat dijumpai di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.
Selain
burung, terdapat juga jenis primata di Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai. Adapun primata tersebut adalah tangkasi/podi (tarsius spectrum spectrum) dan monyet hitam (macaca nigra nigra). Ada juga satwa langka yang dilindungi, sperti anoa dataran rendah (babulus depressicornis), anoa pegunungan (babulus quarlesi), soa-soa (hydro saurus amboinensis), kuskus kerdil (strigocusvus celebensis celebansis), rusa (cervus timorensis djonga), babirusa (babyrousa babyrussa celebensis), dan musang sulawesi (macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii).
Di
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdapat potensi wisata lain yang
juga menarik untuk dikunjungi, di antaranya Pulau Harapan II, Pantai
Lanowulu, dan Gunung Watumohai. Pulau Harapan II terletak di
tengah-tengah Rawa Aopa, yang menyajikan keindahan panorama alam rawa
dengan pamandangan burung-burung air yang sedang mengintai ikan. Di
Pantai Lanowulu, wisatawan dapat berenang atau melakukan kegiatan
wisata bahari, seperti berlayar dan memancing. Sedangkan di Gunung
Watumohai, para wisatawan dapat melakukan kegiatan pendakian dan
berkemah. Di lereng gunung tersebut, terdapat padang
savana untuk tempat berkemah sembari melihat ratusan ekor rusa yang
sedang merumput, burung-burung yang bernyanyi saling bersahutan, dan
aneka satwa lainnya.
C. Lokasi
Letak
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terbagi ke dalam 2 wilayah
kabupaten dan 1 kota, yaitu Kota Kendari, Kabupaten Buton, dan Kabupaten
Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.
No comments:
Post a Comment